Segera setelah Minare memulai siarannya, gempa bumi kuat melanda Hokkaido yang menyebabkan pemadaman listrik secara luas. Minare ditempatkan di tempat untuk melanjutkan programnya selama bencana. Panggungnya adalah Sapporo, Hokkaido. Suatu malam, pahlawan kita, Minare Koda, menumpahkan kesedihannya kepada seorang pekerja stasiun radio yang dia temui saat keluar minum pada suatu malam. Keesokan harinya, dia mendengar rekaman omelannya yang menyedihkan diputar langsung di udara. Minare menyerbu stasiun dengan marah, hanya untuk kemudian ditipu oleh direktur stasiun untuk melakukan acara bincang-bincang dadakan yang menjelaskan dialog kasarnya. Hanya dengan satu rekaman, berbagai aspek eksentrik dalam kehidupan Minare mulai menyebar ke segala arah saat ia semakin tenggelam dalam dunia radio.