Siswa sekolah menengah Do Hoe tinggal bersama ayahnya yang menjalankan sasana Taekwondo di daerah pedesaan. Dia membenci suasana kekerasan dan brutal di rumahnya. Suatu hari, rekannya yang ceria dan cerdas, Ju Young, yang bercita-cita kuliah di jurusan Taekwondo, datang dari Seoul. Dengan kedatangan Ju Young, kegembiraan kecil dan besar mulai mengisi kehidupan Do Hoe yang sebelumnya kelam. Namun, budaya penindasan yang dilambangkan oleh ayahnya akhirnya mengubah hubungan mereka, dan setelah kejadian tak terduga yang memaksa mereka berpisah, mereka bersatu kembali sepuluh tahun kemudian. Ini dengan hangat menggambarkan transformasi perasaan yang dimulai dengan kegembiraan polos menjadi cinta mendalam yang merangkul dan menyembuhkan luka satu sama lain. Joo Young bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang telah lama hilang, Do Hoe, yang sangat ia cari, di pemakaman setelah dua belas tahun.\n\n\”Rasanya semuanya dikutuk…\” Dua belas tahun yang lalu, keduanya berbagi cinta yang lembut, berempati terhadap luka satu sama lain. Bagaimana mereka akhirnya menjadi terasing satu sama lain? Do Hoe, yang menemukan impiannya sendiri, bukan Taekwondo sesuai keinginannya, dan Joo Young, yang masih menekuni Taekwondo, Bisakah mereka mematahkan kutukan masa lalu sekarang, dua belas tahun kemudian?